Rabu, 02 Mei 2012

tugas ke-3 "Mencegah Gigi Berlubang"(bahasa indonesia 2#)

 

Sakit Gigi

Gigi yang berlubang bukanlah disebabkan ulat seperti anggapan orang pada zaman dahulu. Teori ini bertahan hingga tahun 1700-an hingga Willoughby Miller seorang dokter gigi Amerika yang bekerja di Universitas Berlin menemukan penyebab pembusukan gigi. Ia menemukan bahwa lubang gigi disebabkan oleh pertemuan antara bakteri dan gula. Bakteri akan mengubah gula dari sisa makanan menjadi asam yang menyebabkan lingkungan gigi menjadi asam (lingkungan alami gigi seharusnya adalah basa) dan asam inilah yang akhirnya membuat lubang kecil pada email gigi.
Saat lubang terjadi pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Tetapi, lubang kecil pada email selanjutnya dapat menjadi celah sisa makanan dan adanya bakteri akan membuat lubang semakin besar yang melubangi dentin. Pada saat ini kita akan merasakan linu pada gigi saat makan. Bila dibiarkan, lubang akan sampai pada lubang saraf sehingga kita akan mulai merasakan sakit gigi. Proses ini tidak akan berhenti sampai akhirnya gigi menjadi habis dan hanya tersisa akar gigi.
Sakit gigi tidak dapat dipandang sebelah mata seperti anggapan beberapa orang, karena bila didiamkan, dapat membuat gigi menjadi bengkak dan meradang. Selain itu gigi berlubang dapat menjadi sarana saluran masuknya kuman penyakit menuju saluran darah yang dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru, jantung maupun penyakit lainnya.
Agar tidak semakin bertambah parah, maka bila Anda memiliki gigi berlubang sebaiknya Anda segera mengunjungi dokter gigi untuk mengobatinya. Walaupun banyak orang tidak suka pergi ke dokter gigi dengan alasan tidak peduli dengan keadaan gigi, khawatir biayanya mahal, takut atau malu diejek karena gigi yang rusak, namun pergi ke dokter gigi adalah solusi terbaik untuk mengatasi sakit gigi. Gigi berlubang tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun, mungkin setelah menderita sakit gigi, rasa sakitnya dapat hilang tetapi tidak memperbaiki keadaan gigi. Gigi akan tetap berlubang, bahkan lubangnya akan terus semakin membesar.

Mencegah Gigi Berlubang

Untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
  • Memeriksa gigi secara rutin

    Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
  • Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat

    Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.
  • Menyikat gigi dengan cara yang benar

    Walau menyikat gigi telah dilakukan secara teratur namun bila dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Cara yang benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas, menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.
  • Kumur setelah makan

    Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi.
  • Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan

    Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi.
  • Pilih pasta gigi yang mengandung fluorida

    Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi.
  • Makan makanan yang berserat

    Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang.
  • Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung

    Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang.

Jumat, 06 April 2012

E-Learning Sebagai Media Pembelajaran

E-Learning merupakan   metode   pembelajaran   yang   berfungsi   sebagai   pelengkap   metode pembelajaran  konvensional  dan  memberikan  lebih  banyak  pengalaman  afektif  bagi  pelajar. Singkatnya,  E-Learning  menggunakan  teknologi  untuk  mendukung  proses  belajar. Inti  dari  E-Learning ialah metode dimana peserta didik diposisikan  sebagai prioritas utama dengan meletakan semua sumber bahan ajar di genggamannya. Peserta didik akan dapat mengatur durasi mata kuliah  dalam  mempelajarinya dan  akan  mampu  menyerap  serta  mengembangkan  pengetahuan dan keahlian dalam sebuah lingkungan yang telah dibentuk khusus bagi dirinya.

Perbedaan Pembelajaran konvensional dengan E-Learning yaitu pada pembelajaran konvensioanal guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam E-Learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran E-Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Menurut Reza Syaeful (2007), perbedaan pembelajaran E-Learning dengan metode pengajaran konvensional adalah sebagai berikut :


Dalam pendidikan konvensional fungsi E-Learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis E-Learning sebagai berikut:
  1. E-Learning merupakan penyampian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online.
  2. E-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROOM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi
  3. E-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
  4. Kapasitas siswa sangat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik
E-Learning   bukan   hanya   sekedar   kursus   online,   akan   tetapi   juga   membantu   memperluas wawasan. Metode ini memberikan akses kepada informasi online, juga tersedia jaringan dimana para  individu  dapat  saling  memecahkan masalah, disana terdapat para pengajar yang hadir untuk menyediakan bimbingan dan nasihat. Menurut Reza Syaeful (2007), E-Learning  menawarkan  kesempatan  akademis  yang  unik  untuk  memperluas  pengetahuan peserta didik.
Dalam dunia pembelajaran elektonik, ada keuntungan langsung yang diperoleh melalui E-Learning seperti :
  1. Membantu munculnya pertanyaan yang lebih interaktif dan berlingkup luas.
  2. Mendukung  dan memfasilitasi kolaborasi tim dan juga   memperluas kemudahan untuk mengakses pendidikan melampaui batasan institusi, geografis dan budaya.
  3. Catatan  kelas  dan  materi  langsung  tersedia  di  Internet  dimana  para  pelajar  dapat mengakses    situs    tersebut    dari    belahan    dunia manapun.    Ini    berbeda    dengan pembelajaran  jarak  jauh (distance  learning)  dimana  peserta didik  diberikan materi  kelas dan mempelajarinya sendiri sampai dengan waktu ujian
  4. E-Learning sangat interaktif, software yang  tesedia   memungkinkan   peserta didik untuk berkomunikasi, tidak hanya dengan pengajar tetapi juga dengan sesama peserta didik.
  5. E-Learning  memiliki  kemampuan  untuk  berkomunikasi  secara  konsisten  pada  peserta didik  dengan menyediakan informasi dan konsep yang sama, berbeda dengan pembelajaran di kelas dimana instruktur yang berbeda mungkin tidak akan mengikuti kurikulum yang sama atau bahkan mengajarkan hal yang berbeda di dalam kurikulum.
  6. E-Learning  merupakan  solusi  murah  dalam  hal  jumlah  peserta didik  tiap  instruktur.  Sebagai tambahan, ini juga mengurangi waktu belajar di kelas dan sangat berguna bagi peserta didik yang memiliki pekerjaan tetap.
  7. Peserta didik, instruktur dan penilai dapat mengawasi hasil belajar dengan mudah.
Menurut Siahaan (2004) dalam (Yani : 2007), setidaknya ada tiga fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
  1. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
  2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik  yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
  3. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau (3) sepenuhnya melalui internet.

Peranan Teknologi Untuk Rumah Tangga

Sebagai seorang ibu yang berkeluarga, ternyata banyak informasi yang berkaitan dan bermanfaat untuk rumah tangga. Informasi ini dapat kita akses melalui internet mulai dari resep masakan, cara hidup sehat, kecantikan, masalah bercocok tanam bahkan berita dan infotainment.

Untuk kepentingan pendidikan anak dan membantu proses belajar, informasi yang berkaitan dengan psikologi anak juga materi pendidikan seperti soal-soal ujian dan materi untuk membantu tugas sekolah, juga dapat kita akses melalui internet. Hingga saat banyak sekali situs-situs yang menyajikan data dan informasi yang bermanfaat untuk kepentingan rumah tangga secara instant.

Penggunaan internet selain untuk memperoleh informasi juga untuk komunikasi. Kita dapat mengirim email sekaligus komunikasi via chatting menggunakan fasilitas yang disediakan oleh situs-situs seperti Yahoo Mail, Yahoo Messenger, Facebook dan masih banyak lagi. Khusus dalam hal ber “chatting” , alangkah baiknya bila kita berkomunikasi untuk saling menukar informasi yang bermanfaat lebih dari sekedar “ngrumpi” yang banyak menghabiskan waktu dan energi secara percuma.

Hal yang populer saat ini, dimana kondisi ekonomi makin sulit, ternyata internet dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan tambahan income keluarga dengan melakukan bisnis online via internet. Untuk itu kita dapat mengikuti program afiliasi atau langsung belajar dari ahli internet marketing atau bisa juga berkongsi dengan ibu-ibu yang lain dan berjualan lewat internet melalui penawaran dan meraih pelanggan.

Salah satu cara yang paling mudah untuk mengakses data dan informasi adalah dengan memanfaatkan Google sebagai mesin pencari (search engine). Diawali dengan mengetik www.google.com pada alamat website dan dilanjutkan dengan mengetik kata kunci atau penggalan kalimat tentang informasi yang hendak kita cari pada kolom di halaman Google setelah itu cukup tekan tombol “enter” atau klik “Google Search”, maka tampilah semua pilihan informasi yang kita perlukan. Selain Google, saat ini ada pula mesin pencari lainnya yang baru saja diluncurkan yaitu Bing.com, yang mana cara pengoperasiannya hampir sama. Bila kita menginginkan informasi dalam bentuk format PDF, kita dapat juga menggunakan mesin pencari lainnya seperti pada www.pdf-search-engine.com dan lain sebagainya.

Terakhir, kita dituntut untuk bijak dalam hal menggunakan fasilitas internet. Banyak juga situs-situs yang dapat merugikan dan menyesatkan. Dalam hal ini diperlukan kewaspadaa kita sebagai ibu rumah tangga yang mungkin lebih banyak menghabiskan waktu di depan PC atau Laptop untuk menjelajah (surfing) di dunia maya dengan memilah dan memilih informasi mana yang baik dan mana yang buruk.

Rabu, 14 Maret 2012

Menulis Sebagai Proses Berpikir

Manusia adalah ‘pembicara yang baik’. Dan sebaik – baik pembicaraan adalah yang didalamnya mengandung ilmu dari proses berpikir yang sistematis dan membangun. Karena itu, sejak zaman batu manusia sudah mengenal tulisan untuk merekam apa yang dipikirkan dan diketahuinya. Menjadi ‘pembicara yang baik’ adalah sifat manusia yang umum, sedangkan menjadi ‘penulis yang baik’ adalah sifat manusia yang khusus. Semua orang bisa bicara, tapi tidak semua orang bisa menulis. Kekhususan dari orang yang bisa menulis (tidak hanya sekedar suka menulis) adalah mencintai ilmu. 


Menulis merupakan suatu cara untuk mengetahui dan menemukan apa yang diketahui oleh seseorang yang terekam dalam pikirannya.Seorang penulis yang baik, dia tidak hanya berhenti pada proses berpikir atau memikirkan sesuatu. Dia berusaha menuliskan apa yang dipikirkannya.Menulis adalah salah satu cara untuk mengikat ilmu. Menulis adalah proses mencatat apa yang kita ketahui. Menulis adalah proses merekam apa yang kita alami, dan Menulis adalah proses meditasi apa yang kita rasakan. Menulis dan proses berpikir berkaitan erat dalam menghasilkan suatu karangan yang baik. Dan karangan yang baik merupakan manifestasi dari keterlibatan proses berpikir. Dengan demikian, proses berpikir sangat menentukan lahirnya suatu karangan yang berkualitas.

Hal itu berarti bahwa penulis harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional.Tanpa melibatkan proses berpikir rasional, kritis, dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.Karena itu, mulailah menulis dari apa yang paling kita ketahui, alami dan rasakan. Dengan begitu kita akan membuat proses menulis itu sebagai suatu yang mengasyikkan karena ia lahir dari interaksi sosial, mengomunikasikannya kemudian membuatnya layak sebagai suatu bacaan yang menyegarkan, mencerahkan dan menghibur. 

Dan dengan menulis pula, kita menjadi ada, dan tidak sekedar mengurung diri bagaikan katak dalam tempurung. Orang lain tidak akan mengenal kita dari berpikir, tapi jika pikiran kita dituliskan, maka keberadaan kita bisa menjadi sesuatu yang sangat berarti.Selamat menulis.